Ekologi berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu oikos dan logos. Ekologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang memiliki ruang lingkup meliputi populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungan mereka.Setiap ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen, bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim.Yang terpenting dari keenam unsur tersebut adalah adanya sebuah atau sekelompok produsen. Sebagian produsen berasal dari tumbuhan hijau.Perbedaan antar ekosistem hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut.
Masing-masing komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam melaksanakan proses-proses dalam ekosistem.Proses-proses dalam ekosistem meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus materi, perkembangan, dan pengendalian.
Setiap ekosistem nampu mengendalikan dirinya sendiri, dan mampu menangkal setiap gangguan terhadapnya. Kemampuan ini disebut homeostasis. Tetapi kemampuan ini ada batasnya. Bilamana batas kemampuan tersebut dilampaui, ekosistem akan mengalami gangguan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan ekosistem akibat terlampauinya kemampuan homeostasis.
Sebuah ekosistem manusia atau lingkungan manusia terdiri dari unsur abiotik ( air, tanah, udara ), biotik ( flora dan fauna baik darat, air maupun udara ) dan sebuah kelompok kultur ( ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat atau kelompok manusia). Agar kehidupan dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peran manusia yang cerdas dan bertanggung jawab dalam mengelola lingkungannya. Sebuah komunitas manusia atau biasa disebut masyarakat berkewajiban menjaga lingkungannya agar kualitas taraf kehidupan masyarakat tersebut terus meningkat sebab lingkungan yang dijaga dengan baik dapat menghasilkan sumber daya yang baik dan dapat mengurangi pencemaran. Maka agar masyarakat dapat menjaga lingkungannya dengan baik diperlukan asas-asas dalam pengelolaan lingkungan antara lain :
- asas penanggulangan pada sumbernya (abattement at the source);
- asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik;
- prinsip pencemar membayar ( polluter pays principle );
- prinsip cegat tangkal ( stand still principle );
- prinsip perbedaan regional.
Jika masyarakat dan pemerintah tidak mampu melaksanakan asas – asas tersebut dalam jangka waktu yang cukup panjang maka lingkungan akan mudah mengakibatkan bencana lingkungan terbesar seperti pencemaran lingkungan baik di darat, air maupun udara,
penyempitan lahan pertanian, perusakan tata ruang, koversi hutan yang tidak terkendali, semakin terkurasnya SDA baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta masih banyak bencana-bencana lingkungan lainnya.
penyempitan lahan pertanian, perusakan tata ruang, koversi hutan yang tidak terkendali, semakin terkurasnya SDA baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta masih banyak bencana-bencana lingkungan lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan SDA di dunia. Dengan SDA yang baik maka hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan taraf ekonomi dan sumber devisa dalam modal pembangunan. Namun terkadang masyarakat Indonesia melupakan bahwa SDA yang tersedia di lingkungannya memiliki batas dalam kuantitas maupun kualitas sehingga apabila dimanfaatkan secara terus menerus tanpa dilestarikan maka akan rusak atau bahkan punah. Seandainya hal itu terjadi maka akan mengakibatkan krisis pangan, krisis energi, krisis air dalam lingkungan. Jumlah penduduk di Indonesia semakin hari semakin meningkat hal ini mengakibatkan kebutuhan hidup masyarakat semakin meningkat sementara jumlah SDA yang tersedia semakin hari semakin habis dan terbatas dalam memanfaatkannya. Bukan hanya permasalahan SDA yang terjadi di Indonesia namun juga permasalahan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kemajuan industri dan transportasi yang tidak diimbangi dengan usaha pencegahan polusi lingkungan dan penerapan sistem teknologi ramah lingkungan. Hutan merupakan SDA terbesar dan terbaik yang ada Indonesia serta berfungsi dalam mengurangi pencemaran udara. Namun sekarang keadaan hutan di Indonesia semakin memprihatinkan Berdasarkan pada hasil penelitian citra landsat pada tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami kerusakan yang cukup serius. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas Penanggulangan Bencana pada tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga pertengahan 2003 data yang didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban jiwa dan mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan longsor. Semakin sering suatu negara yang terkena bencana lingkungan seperti di Indonesia maka akan semakin lambat pula pembangunan pada negara itu, baik pembangunan mikro maupun makro.
Suatu negara dengan sistem kemajuan teknologi yang baik dan didukung oleh jumlah SDA yang melimpah maka dapat dipastikan negara tersebut akan mengalami pembangunan yang cukup pesat. Tanpa inovasi dan IPTEK yang baik maka nilai tambah yang terkandung pada suatu SDA tidak akan dapat dimanfaatkan. SDA yang diolah semakin baik maka akan memiliki daya saing dan harga lebih tinggi seperti contohnya getah karet, apabila kita menjualnya dalam bentuk getah karet saja maka harganya tentu jauh lebih murah dibanding kita menjual dalam bentuk produk ban, pakaian atau bahkan suatu alat kesehatan. Maka dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menguasai IPTEK dan memiliki daya pikir yang baik dalam mengolah SDA yang telah kita dapatkan serta tidak lupa dalam melestarikannya kembali agar persediaan tetap terjaga. Lalu bagaimana agar masyarakat dapat menguasai IPTEK dalam mengelola SDA? Hal ini kita perlu sadari bahwa pendidikan dan pengetahuan adalah kunci utama dalam kemajuan pembangunan suatu bangsa. Semakin tinggi taraf pendidikan suatu masyarakat dalam suatu negara maka akan semakin baik kemajuan pembangunan dan taraf kualitas serta kuantitas lingkungan masyarakat tersebut.
Daftar Pustaka
2. Pakde Sofa. 2008. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
3. http://massofa.wordpress.com/2008/09/23/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/
4. Putri Juniarti. 2010. Makalah Masalah Lingkungan Hidup.
6. Indro Sugianto. 2006. Hari Lingkungan ditengah Bencana Lingkungan yang Berkelanjutan.
7. http://www.icel.or.id/hari_lingkungan_ditengah_bencana_lingkungan_yang_berkelanjutan.icel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar